Pengertian Idul Fitri, Sejarah, dan Makna Idul Fitri !

Jumpa lagi bersama mimin ! Sebentar lagi mendekati hari raya idul fitri. Kalian tahu tidak sih yang dimaksud dengan idul fitri itu ? Kalau kalian belum memahaminya maka kakak akan mengulasnya khusus untuk sobat di rumah. Yuk simak ulasan berikut ini.

Pengertian Idul Fitri, Sejarah, dan Makna Idul Fitri !

Pengertian Idul Fitri

Pengertian idul fitri adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah.
Disebabkan karena penentuan 1 Syawal yang berdasarkan peredaran bulan tersebut, maka setiap tahunnya idul Fitri atau Hari Raya Puasa Ramadhan jatuh pada tanggal yang berbeda-beda jika dilihat dari penanggalan Masehi. Selain itu, cara menentukan 1 Syawal juga berbeda-beda, sehingga boleh jadi ada sebagian umat Islam yang merayakannya pada tanggal Masehi yang berbeda.

Secara bahasa atau harfiah, idul fitri artinya kembali ke fitrah. Kata fitrah berasal dari kata futhur yang berarti kembali makan pagi atau sarapan. Jadi, idul fitri bermakna kembali sarapan, tidak seperti pada bula Ramadhan yang harus berpuasa.

Orang muslim di Indonesia lebih sering menyebutnya dengan sebutan lebaran dan momentum saling bermaaf-maafan setelah puasa Ramadhan yang menyucikan jiwa serta membersihkan dosa.

Selain itu, ada pula yang memaknai idul fitri sebagai kembali ke fitrha, yaitu asal kejadian manusia yang suci atau bersih dari dosa, seperti bayi yang baru lahir.

Pengertian demikian dikaitakan dengan hadits Nabi Saw dari sahabat Abu Hurairah. Ia berkata:
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sejarah Idul Fitri

Menurut Ensiklopedia Islam, hari raya Idul Fitri atau yang biasa kita sebut dengan lebaran pertama kali dirayakan oleh umat Islam selepas Perang Badar pada 17 Ramadhan Tahun ke-2 Hijiriyah. Dalam pertempuran tersebut, umat Islam memperoleh kemenangan. Sebanyak 319 kaum Muslimin harus berhadapan dengan 1.000 tentara dari kaum kafir Quraisy.

Pada tahun itu pula, Rasulullah SAW dan para sahabatnya merayakan dua kemenangan, yaitu keberhasilan dalam mengalahkan pasukan kaum kafir Quraisy dalam Perang Badar dan menaklukkan hawa nafsu setelah sebulan berpuasa.

Kemudian dari sini lahirlah sebuah ungkapan “Minal ‘Aidin wal Faizin” yang lengkapnya ungkapan doa kaum Muslim saat itu: Allahummaj ‘alna minal ‘aidin walfaizin. Yang artinnya : “Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang kembali (dari Perang Badar) dan mendapatkan kemenangan”.

Adapun menurut sebuah riwayat, Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya menunaikan Shalat Id untuk pertama kali dalam kondisi luka-luka yang masih belum pulih. Luka tersebut akibat dari Perang Badar.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah Saw. merayakan hari raya Idul Fitri pertama kali dalam kondisi letih. Sampai-sampai Nabi Muhammad Saw. bersandar kepada Bilal ra dan menyampaikan khotbah ‘Id. Dalam suasana Id, para sahabat saling bertemu dengan mengucapkan doa “Taqobbalallahu minna waminkum” yang artinya “Semoga Allah menerima ibadah kita semua”.

Dari Jubair bin Nufair, ia berkata, bahwa jika para sahabat Rasulullah Saw berjumpa dengan hari ‘id (Idul Fithri atau Idul Adha), satu sama lain saling mengucapkan: “Taqobbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian).”

Menurut Ibnu Katsir, pada hari raya Idul Fitri yang pertama, Rasulullah Saw pergi meninggalkan masjid menuju suatu tanah lapang dan menunaikan shalat ‘Id di atas lapang itu. Semenjak saat itulah, Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya menunaikan shalat Id di lapangan terbuka, bukan di dalam masjid.

Baca Juga : Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Lengkap (Tujuan, Fungsi, Sasaran, dan Model)

Tradisi dan Makna Idul Fitri di Indonesia

Setiap negara maupun wilayah memiliki tradisi Idul Fitri yang berbeda-beda. Di Indonesia, Idul Fitri ditandai dengan adanya mudi lebaran atau pulang kampung ke daerah masing-masing. Selain mudik, muslim juga memakai sesuatu yang baru, seperti pakaian, sepatu, mobil, dan lain sebagainya.

Momentum Idul Fitri dijadikan sebagai sarana guna meminta maaf ataupun bermaaf-maafan terhadap orang lain dengan cara bersilaturrahim atau menyambung kasih sayang, baik kepada suami, istri, kedua orang tua, anak, keluarga, kakek, nenek, tetangga, kerabat, dan lain-lain ketika kita ada kebencian terhadap mereka. Karena kasih sayang adalah lawan dari kebencian.

Orang yang dalam dirinya terdapat kebencian pada suami, istri, orang tua, anak, keluarga, kakek, nenek, tetangga, kerabat, teman dan lain-lain ini disebut dengan memutus tali silahturahmi. Sehingga orang yang orang yang memutuskan silahturahmi tidak akan masuk surga.

Itulah Pengertian Idul Fitri yang dapat admin sampaikan. Semoga artikel kali ini bermanfaat. Minal ‘Aidin wal Faizin mohon maaf lahir dan batin 🙂 dari kami sekeluarga admin Sumberpengertian.co.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *